Seperti biasa, sore itu adalah hari yang melelahkan. Gue yang always balik pake KRD ini, memilih untuk duduk di gerbong paling depan. Disitulah si gue bertemu dengan anak ini..
Namanya adalah Robi, dia membawa sebuah gembolan besar lalu menyimpannya dibawah tempat duduknya. Ia duduk di depan gue, kemudian berbaring disana, kelihatannya kelelahan. Tak lama saat kereta berhenti di st.Ciroyom, adzan Maghrib berkumandang. Berhubung gue lagi puasa, dikeluarkanlah sekeresek gorengan dari tas gue. Robi terbangun, lalu melihat kearah makanan yang sedang gue santap sambil memegangi perutnya. Karena gue gak tega, akhirnya gue kasih dah sebagian makanan gue. Ia berbisik berterimakasih lalu
memakan gorengan itu dengan lahapnya.
"nama kamu siapa?", tanya gue so lembut gitu
"Robi kak", jawabnya dengan mulut penuh gorengan
"habis dari mana?", sekarang so perhatian
"Padalarang"
"oh, sekarang mau pulang ya? rumah kamu dimana?", kali ini so tau
"Cikudapateuh kak" sekarang makanannya udah habis
"emang kamu ngapain sih jauh2 ke Padalarang?", tanya gue pingin tau urusan orang
"nyari botol minuman kak, buat dijual", jawabnya so sweet
"lho, kok nyari botol doank harus jauh-jauh ke Padalarang?, gue heran
"kan sambil kekeretaan .." dia senyum
"ohahah, dasar. Oia, kamu masih sekolah kan?", so akrab
"udah enggak kak, saya putus sekolah dari kelas 3 SD, soalnya gak punya uang", jawabnya kasian
"ckckck, tapi kamu masih pingin sekolah kan??", gue bener-bener kasian sama nih anak
"ia kak"
"bener?", so meyakinkan
"iaa kak", katanya ngotot tapi tetep kayak bisik-bisik
"kalo kamu masih pingin sekolah, berarti sampai sekarang masih suka belajar donk?"
"ia kak, dirumah saya belajar. Bapak suka ngajarin saya Matematika"
"hebat, tapi bapak kamu gak kerja gitu?"
"enggak"
"ibu?"
"ibu saya sudah meninggal kak" raut wajahnya berubah.
"hhhmm.. maaf", begonya gue nanya hal yang sensitif
"gapapa"
"eh, bentar lagi Cikudapateuh nih, ayo beres-beres, ntar susah keluar lo", mengalihkan pembicaraan
"ia"
"tunggu, tapi sebelumnya kakak boleh minta alamat kamu gak? kamu hapal kan?", ide gue baru muncul
"ia, jalan Cijaga 1"
"oh, sorry ya kakak gak bisa bantu kamu apa-apa, tapi mungkin kakak bisa ketemu sama orang yang bisa bantuin kamu, jadi nanti tinggal kakak kasihin alamat kamu", so ngeyakinin
"makasih banyak ya kak", jawab anak itu dengan penuh senyuman
"ia samasama, hati-hati ya dijalan", akhirnaya gue berkata
dan di pun pergi meninggalkan kereta. Fuih, kasian tuh anak. Seandainya bisa ngebantuin dia lebih banyak lagi. Kasian dia, semangat belajarnya masih tinggi. Dia yang harusnya sekarang duduk di kelas 2 SMP, malah nyari-nyari botol minuman bekas di stasiun kereta api.
well, harapan gue sih .. semoga aja ada orang dermawan yang mau ngebantuin dia.. and gue slalu berdo'a semoga anak-anak Indonesia penerus bangsa, semuanya bisa bersekolah dan menjadi orang-orang yang berpengaruh dalam memajukan negara ini. amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar