Minggu, 06 Maret 2011

Perbedaan Kuliah di Belanda dan di Indonesia


Perbedaan paling mencolok antara berkuliah di Belanda dengan di Indonesia adalah (tentu saja) bahasanya. Namun keadaan ini masih dibilang lebih baik, karena meskipun Belanda mempunyai bahasa resminya sendiri, namun kita tidak perlu repot-repot mempelajarinya. Kita cukup mempelajari bahasa Inggris saja, karena hampir 80% warga Belanda menguasai bahasa Inggris. Berbeda dengan Indonesia, yang tidak semua warganya dapat berbahasa Inggris, sehingga membuat negara ini kurang diminati oleh mahasiswa luar negeri yang kesulitan mempelajari bahasa Indonesia.

Kedua,
dosen-dosen Universitas di Belanda memiliki komitmen yang amat tinggi untuk membimbing mahasiswanya. Mereka selalu up to date serta melek teknologi dalam mengembangkan metode pembelajaran bagi mahasiswanya. Mereka bahkan tidak keberatan dipanggil langsung dengan namanya. Hal ini menyebabkan hilangnya jarak yang signifikan antara dosen dan mahasiswa. Sehingga para mahasiswa lebih terbuka untuk berdiskusi dengan dosennya. Sangat berbeda dengan Indonesia.

Transportasi dan lalulintas yang tertib dan teratur juga mempengruhi minat para mahasiswa. Seluruh sistem transportasinya sangat teratur. Mobil mengalah pada sepeda, sepeda mengalah pada pejalan kaki, dan sebagainya. Dimana lagi kita dapat melihat Mercedes tiba-tiba mengerem mendadak hanya karena ada sepeda tua yang mau lewat? Hanya di Belanda sepertinya.

Kemudian sistem sosial masyarakatnya pun amat baik. Masyarakat di Belanda menghargai adanya perbedaan agama, suku, ras atau kebangsaan. Bahkan mereka pun paham bahwa seorang muslim harus beribadah sebanyak lima kali sehari. Meskipun di Indonesia sikap saling menghargainya jauh lebih tinggi, namun sebagai sebuah negara “non-muslim” di Eropa, Belanda telah memberikanengertian terbaik dinbandingkan negara-negara Eropa lainnya.

Jadi, soal wawasan internasional, Belanda bisa menjadi pilihan yang terbaik bagi kita orang Indonesia maupun warga negara lainnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Untuk Indonesia, rupanya belum menjadi pilihan bagi dunia internasional. Namun, apabila kita yakin dapat merubah Indonesia menjadi lebih baik, siapa kira sepuluh tahun mendatang negara kita akan menjadi acuan dunia?

1 komentar: